Sabtu, 10 Januari 2015

ada masa ketika mereka kembali

Ada masa ketika seseorang mengulurkan tangannya agar aku menggenggamnya, tapi aku menolaknya.

Ada masa ketika seseorang membuat sudut pada sikunya agar aku meraihnya, tapi aku mengabaikannya.

Ada masa ketika seseorang meraih tanganku dengan paksa agar aku mengikutinya, dan aku mulai menurutinya.

Ada masa ketika seseorang memintaku menemaninya, dan aku bahkan memintanya menunggu.

Dan ada masa ketika ingatan seperti ini kembali.

Kamis, 25 September 2014

Hanya

Tuhan, benarkah aku sekuat itu? Kadang aku ragu, aku bahkan mengeluh, apa itu salah? 

Tuhan, bisakah aku kembali? Banyak sekali hal yg ingin aku perbaiki, tidak, hanya melihat dan menyentuh saja. Sungguh itu lebih dari cukup. 

Tuhan, sungguh hari ini aku benar-benar rindu sekali malaikat cantik ciptaanmu yg begitu cepatnya Kau minta.

Senin, 05 Agustus 2013

Kau, Lautan, Langit dan Semesta

Lautan. Siapa yang tidak tahu lautan? Dia elok indah dan menakjubkan. Biru, luas, dan mengagumkan. Segala keindahan bahkan tumpah padanya.

Langit. Siapa pula yang tidak tahu akan keajaiban penciptaan yang satu ini? Disana bahkan hidup jutaan  pelajaran. Kehebatan terlihat saat berada dalam kegelapan, itu yang bintang coba ungkapkan. Ada keindahan disetiap akhir reruntuhan air, itu yang pelangi coba utarakan.
Semesta. Disanalah kita. Terdapat milyaran hal didalamnya, langit, lautan, bahkan kau. Disanalah keajaiban Tuhan dapat terkalkulasikan oleh pikiran.

Lalu, Kau. Siapa? Bahkan apa? Lalu siapa yang peduli?

Lautan, Langit, Semesta. Aku tidak akan membandingkanmu dengan mereka. Karena jelas mereka lebih indah darimu. Mereka jauh lebih mempesona. Lebih gagah. Lebih mengesankan. Tapi mereka tidak lebih sempurna. Kau, ya kau lebih sempurna dari mereka. Jika kau tanya mengapa? Aku tidak tahu.

Kamis, 25 Juli 2013

5 things I love

Hai! Entah kenapa hari ini aku ingin menulis daftar orang2 yang aku sayangi, bahkan cintai. Ini urutannya.

Yang pertama pasti Tuhan dan utusanNya,  memang begitulah seharusnya. Aku ingin mencintai mereka melebihi apapun. semoga mereka selalu menjadi no 1 dalam hidupku (aamiin). 

Kedua pastilah keluargaku, dari sanalah aku. karena mereka juga, aku mengenal dunia yang begitu amat besarnya. Dari mereka aku tau apa yang baik dan buruk untukku. Mereka mengajarkan apa yang ingin aku pelajari dan tidak. Apapun itu, itu membahagiakan.

Yang ketiga.. basket, biasanya basket di nomer ketiga. Karena basket, aku lupa apa itu sedih, dilema, gundah,, gulana, ataupun galau. Basket mengajarkanku cara berfikir yang cerdas, bertindak dengan jujur karena sportifitas. Tangguh, kuat, dan cepat. Lalu berkumpul menjadi pribadi yang hebat. Itu biasanya, kali ini, nomer tiga milik mereka yang selalu hadir untukku walau sifatku selalu dan sering menyebalkan, menjengkelkan dan seenaknya sendiri. Merekalah yang disebut teman. 

Mereka berhasil mengambil beberapa serpihan dariku, ntah sejak kapan. Terimakasih telah hadir, menyapa, dan singgah (ntah sampai kapan) di sini. Aku bersyukur Tuhan menghadirkan kalian untukku, dan mempertemukanku dg kalian

Lanjut lagi, yang keempat, tentu aku mencintai basket. Udah tau kan alasannya. Itu permainan yang nggak sengaja (tapi kata orang nggak ada yang g sengaja atau kebetulan di dunia ini) tapi inilah yang kurasakan. secara kebetulan, ntahlah mungkin ini cara yang begitu sederhana sehingga aku tidak merasakan proses alamnya lalu terjudge  kebetulan’

Masih ada urutan kelima. Ini untuk seseorang yang karenanya, aku bersedia menunggu, bersedia berharap dan bersedia percaya bahwa dia akan datang lagi dalam kehidupanku. Tidak ada kepastian. Bahkan kadang keyakinan ini menumpul. Dia seperti satu-satunya, hanya satu yang sepertinya di dunia ini. Dari mana keyakinan itu aku juga tidak tahu. Seperti ada gaya tekan yang menekan sangat kuat, untuk menyanggah dan meyakinkan. kadang membekukan apa yang ada dalam diriku saat menemukan orang lain yang hampir menyerupainya. Ntah sampai kapan, aku hanya akan mencoba membiarkannya. Aku hanya harus menunggu, semoga itu bukan hal yang sulit.

Senin, 17 Desember 2012

you can call her, Mom

Entah kenapa hari ini aku rindu sesosok wanita yang dulu dengan sabar, bahkan sangat sabar membesarkanku. Seorang malaikat sebagai jawaban atas pertanyaanku kepada Sang Pencipta. Seorang ibu yang paling hebat yang pernah aku temui dan miliki.

Kadang aku iri sekali saat teman-teman bercerita betapa kesalnya mereka karena omelan ibu mereka. Iri sekali saat mereka marah karena larangan-larangan ibu mereka. Iri sekali saat mereka menggumamkan kata dengan mulut manyun karena nasihat ibu mereka. Sungguh itu membuatku sangat iri. Ingin sekali aku memutar waktu. Kembali dimasa itu. Dimasa dimana aku dapat merasakan apa yang sekarang jelas tidak dapat aku rasakan.

Entah kenapa seperti ini. Kadang ini sangat berat saat aku membandingkan ini dengan mereka. Seringkali berfikir betapa beruntungnya mereka, lebih dari 17tahun bersama orang yang pasti dan seharusnya mereka cintai dan sayangi di dunia ini.

Kadang aku berfikir, apa yang Tuhan inginkan atas ini. Kadang aku tidak dapat mengartikan apa isyarat Tuhan. banyak pertanyaan-pertanyaan yang kadang menyelinap masuk kedalam otakku. Apa aku harus dewasa? Mandiri? Kuat? Hebat?
secara paksa?

Ya Tuhan..
dia senyum dalam hidupku. Dia kekuatan dalam hatiku. Dia nafas dalam nyawaku. Dia kasih dalam ragaku. Dia damai dalam jiwaku. Ya Tuhan aku sungguh rindu padanya. Kepada siapa lagi aku bertanya saat aku butuh jawaban? Kepada siapa aku mengeluh saat aku jatuh? Kepada siapa aku mengadu saat aku butuh dukungan? Ya Allah aku benar-benar rindu padanya.

Jika aku bisa kembali lagi. aku tidak akan pernah membiarkannya marah, kesal, jengkel, bahkan menangis karena ulahku. Aku akan menjadi anak yang baik, patuh, dan berbakti. Aku tidak akan melakukan papun yang dia larang dan benci. Aku akan selalu ada disisinya saat dia sakit. Aku akan selalu berusaha membuatnya bangga. Aku akan, akan, dan akan. Tapi.. itu hanya ‘jika’. 

Maaf
Seharusnya aku bisa lebih dini menjadi dewasa.







Sabtu, 24 Maret 2012

31 detik kurang lebih

siang itu jogja benar-benar panas. nggak tau berapa mungkin sampe 95 celcius (lebay). kurang lebih jam 2 siang. waktu aku pulang sekolah. kejadian itu singkat, tapi sungguh demi apapun, itu pelajaran penting untukku. panas, rasanya emosi tiap liat orang-orang tua naik motor nggak bener (mungkin bener sih) ya tapi nyebelin aja kalo jalannya pelan bgt tapi di tengah-tengah jalan, rasanya pengen aku tabrak (haha jahat). 
Tiap berenti di lampu merah rasanya kepalaku tambah panas. sungguh emosi tingkat ratu. mesti ada-ada aja asep motor yang baunyaaaa sumpah wangi neraka. kali ini kurang satu lampu merah lagi untuk sampe rumah. yg ini juga bikin emosi. gara-gara mobil gila yang jalannya goyang-goyang nggak jelas, bikin ketinggalan lampu merah. dan sialnya nunggu sampe lebih dari 100 detik! panas! sungguh panas! 31 detik lagi kurang lebih. 
"Bruuuug" di sampingku terlihar bapak-bapak bawa bawaan besar, terlihat dari wajarnya. ia kelelahan. barang yang ia bawa berjatuhan. aku melihat sekeliling tak ada yang menghiraukan. "sini pak" aku memutar kepala. seorang laki-laki (tidak sempuna pada kakinya, menggunakan kruk) dengan senang hati menolong bapak itu. 
Lihatlah dia yang terlihat sepertinya tidak lengkap dalam sekolahnya memiliki perangai melebihiku. aku yang memiliki sebutan siswi sma di jogja yang dituntut lebih dari sekedar membanggakan bangsa, lihatlah kali ini aku kalah. ya Tuhan, aku cemburu. seharusnya paling tidak aku berperan sebagai tokoh sampingan, tapi lihat, aku hanya seorang penonton. dan saat itu juga aku mengerti benar, bukan tentang berapa tapi apa. bukan tentang individu tapi team. dan bukan tentang untuk menjadi nomor satu tapi satu-satunya. 
It doesn't matter what it is. different is special. because God always has a reason for each questioner. one of them, because He has chosen us.